Minggu, 18 Agustus 2013

Gerombolan Api Panas Memudar

Gerombolan api panas kini kian pudar
mengirim sinar pada sang dewa malam
temani berjuta-juta titik yang bercahaya
sempurna keindahan malam itu

Dahan daun melukiskan kertas hitam, bercorak
garis-garis membuat dewa malam tersenyum
angin berkeliaran menggerakan pucuknya
sampai akar yang ingin putus

Apa ini kuasaMu Tuhan?
Apa ini milikMu Tuhan?
Indah Tuhan!
seperti namaMu yang agung

Tak sangka semua ini kuasaMU
tak sangka semua ini milikMU
aku kagum dengan semua ini, aku kagum
aku kagum dengan keindahan ini, aku kagum

Aku menangis bahagia melihat gambaran duniaMU
gambaran dunia ini
dunia milikMu
milik manusia yang tak bisa apa-apa

Rabu, 07 Agustus 2013

Kecil, Besar : Mati

Kegelapan yang membuat aku bergetar tak tentu
perjalanan jauh yang saat ini ku hadapi bukan suatu kegelisahan
yang ada hanyalah kejujuran hati yang biasa digenggam
keikhlasan diri yang bisa membuat ini menjadi berarti

dengan sebutir nasi untuk hidup di masa ini
mengalahkan asap debu kotor di sekelilingnya
yang biasa sehari-hari menjadi luluran tubuhnya

berawal dari kecil
berakhir jadi besar
kemudian mati
tak dapat hidup kembali, di sini.

Jumat, 02 Agustus 2013

Menunggu Kata Terucap

ini bukan tentang seekor burung yang terbang di udara
ini bukan tentang tupai yang melompat keatas pohon
ini bukan tentang cicak yang hinggap dinding
tapi ini tentang seseorang yang menunggu kata 
terbang, dari mulut ke telinga lalu menuju hati

Selasa, 30 Juli 2013

Laki-laki Berbaju Putih


Pagi itu sangat indah. Udara yang sejuk membuat aku merasa nyaman di bangku kost ku. sebenarnya aku hanya ingin pulang ke kota kelahiranku dan bertemu kedua orang tua ku. sudah lama aku tidak berjumpa dengannya.
***
Hatiku sangat tenang karena aku sudah selesai mengikuti ujian semester. Saatnya libur panjang, ini kesempatanku untuk pulang ke tanah kelahiranku. Seminggu sebelum keberangkatan aku sudah membeli tiket kereta api tujuan Jakarta. Aku tak sabar ingin bertemu kedua orangtua ku yang aku tinggal selama 1,5 tahun lamanya. Aku pun sudah memepersiapkan suprise untuk kedua orangtua ku. suprise itu adalah aku. Aku sengaja tidak bilang kepada kedua orang tuaku kalau aku pulang. Esok adalah keberangkatanku kejakarta.
***
Hari ini adalah hari keberangkatanku. Aku pun ingin prepare untuk keberangkatanku nanti sore. Waktu sudah menunjukan pukul 08.00. Aku ingin membelikan oleh-oleh untuk orang tuaku. Pagi itu aku langsung bergegas pergi menuju toko oleh-oleh yang terdekat dengan menggunakan motor butut yang aku punya. Di perjalanan aku melihat 3 kali orang kecelakaan dengan sangat tragis. Akupun tidak ingin ikut campur dalam masalah itu, “toh sudah banyak orang disitu yang ingin membantu” pikirku sambil melanjutkan perjalanan. Akhirnya aku sampai di toko oleh-oleh. Akupun langsung masuk kedalam toko dan membeli oleh-oleh khas kota ini, kota Solo.
Matahari pun sudah berada diatas kepalaku, itu tandanya waktu sudah menunjukan pukul 12.00. Aku pun bergegas membayar oleh-oleh yang aku beli di toko dan pulang ke kost. Sampailah aku di kost ku. Aku melanjutkan prepare barang yang akan aku bawa pulang ke Jakarta. Aku hanya membawa ransel yang cukup besar untuk membawa barang kesayanganku dan baju-bajuku. Yang ku tinggalkan hanya 10 baju, 2 celana dan barang yang menurutku tidak penting untuk di bawa.
Waktu sudah menunjukan pukul 15.00. Aku pun sudah selesai prepare barang-barangku dan bergegas untuk berangkat ke stasiun dengan taksi yang sudah ku pesan lewat telpon. Di perjalanan, aku melihat seorang laki-laki berbaju putih dan memakai peci serta tasbih di tangannya. Ia sedang mengendarai motor di samping taksiku. Tiba-tiba ia menoleh kearah ku dan aku langsung mengabaikannya. “pasti laki-laki itu ingin datang ke pengajian” pikirku sambil menghiraukannya dan melihat kedepan jalan. Aku pun telah sampai di stasiun, membayar taksi, dan aku langsung masuk kedalam stasiun untuk menunggu kereta yang aku tumpangi datang.
            Beberapa menit kemudian, aku melihat jam tanganku yang menunjukan pukul 16.10. “seharusnya ini sudah jamnya kereta ku beranagkat, tetapi kok keretanya belum datang” kataku sambil melihat tiket yang sudah ku beli. Aku pun bertanya kepada petugas stasiun.
            “Pak, kok kereta pukul 16.10 tidak datang-datang?” tanyaku
            “Oh iya mas, kereta yang mas maksud itu sedang ada perbaikan. Jadi ditunda sampai pukul 17.00” jawab petugas stasiun.
            “Oh gitu ya pak” jawabku sambil lemas mendengar jawaban dari petugas itu. Aku pun kembali ketempat duduk stasiun dan menunggu kereta datang.
            Setelah menunggu 50 menit, akhirnya kereta yang aku tumpangi pun datang. Aku langsung naik kedalam kereta sambil berdesak-desakan dengan penumpang lain. Aku mondar-mandir mencari tempat duduk ku. akhirnya ku temukan lah tempat duduk yang tercentang dalam tiket. Setelah aku duduk dan menunggu beberapa menit, aku melihat laki-laki berbaju putih yang tadi kulihat di jalan sedang menuju kearah ku dan duduk persis di depan ku. Anehnya ia tidak membawa barang-barang apapun. “ Ah mungkin pengajiannya di kota lain, makanya dia naik kereta ini dan tak sengaja dapat tempat duduk persis di depan ku” pikir ku dalam hati.
            Sore itu sangat cerah. Kereta yang aku tumpangi pun perlahan berjalan. Hatiku sungguh senang karena sebentar lagi aku bakal ketemu sama kedua orang tuaku.
            Waktu terus berjalan, hari semakin malam. Aku sedang bersender di jendela kereta dan melihat keindahan kota di malam hari dari dalam kereta. Tiba-tiba laki-laki itu mengajakku mengobrol.
            “Hai mas” sapanya kepadaku.
            “ Iya, pak” jawabku dengan rasa bingung karena aku tidak tahu harus memanggil dia apa, makanya aku memanggil di pak.
            “Mau kemana mas?” pertanyaan pertama yang ia lanturkan kepadaku.
            “ Mau kejakarta pak” jawabku
            “Mas mahasiswa ya? Mas kuliah dimana?” pertanyaan kedua dan ketiga yang dia lanturkan lagi kepadaku.
            “Iya, kuliah di Universitas Sebelas Maret solo pak” jawabku sambil tersenyum.
            Setelah lama mengobrol laki-laki itu menulis di sebuah kertas kecil yang dia peroleh dari ku. entah laki-laki itu menulis apa di atas kertas itu. Setelah selesai menulis, dia pun berdiri dan mengasih kertas itu kepada ku lalu dia pergi. Aku pun membaca tulisan yang dia tulis kepadaku.
            “Mas, hati-hati di jalan, sebentar lagi kereta ini akan mengalami masalah besar” katanya dalam tulisan itu. aku pun bingung dengan tulisan itu dan apa maksud dari tulisan itu.
            Tak lama kemudian, kereta pun sampai di jogja. Aku melihat dari jendela kereta kalau laki-laki itu turun dari kereta. Aku juga sempat memikirkan tulisan yang laki-laki itu tulis untukku. Aku pun berpikir sambil melihat tulisan itu kembali “Ah, paling laki-laki itu ingin menakut-nakutiku saja”.
            Kereta pun jalan, kini aku terasa kalau kereta ini berjalan dengan cepat sekali. Waktu sudah menunjukan pukul 23.00. Tiba-tiba hujan turun dengan deras. Keindahan kota yang tadi aku bisa lihat dari jendela, kini sudah tidak kelihatan lagi. Feelingku ini sudah ingin mendekati kota cirebon. Tiba-tiba aku merasakan ada goncangan dalam keretaku. Penumpang lain yang sedang tertidur pun bangun dan berteriak karena merasakan goncangan tersebut. Aku pun lagi-lagi memikirkan tentang tulisan laki-laki itu. Aku berdiri dan melihat gerbong di depanku. Ternyata gerbong di depan tergelincir keluar jalur rel dan merambat ke gerbongku, aku pun berteriak. Gerbongku pun tergelincir. Aku jatuh dan menipa badan kereta. Tubuh ku penuh dengan darah ku dan darah penumpang lain. Sebelum aku jatuh pingsan, aku melihat laki-laki itu sedang  berdiri di ujung gerbong kereta yang sudah terbalik. Aku pun pingsan dan terbaring tak sadarkan diri.
            Pertolongan pun datang dan membawa korban penumpang, termasuk aku ke rumah sakit terdekat di kota itu. aku pun selamat dari kematiaan yang tadinya sempat merasa kalau aku akan mati dalam kecelakaan ini. Ternyata, aku di ceritakan oleh orang tuaku bahwa aku mengalami koma selama 6 bulan lamanya.
Barang kali semua kejadian yang dilihat itu adalah pertanda yang diberikan Tuhan untuk manusia, sebagai salah satu cobaan yang harus dihadapi manusia. Tuhan sudah menentukan takdir manusia. Manusia hanya bisa menerima dan berusaha untuk kuat dalam menghadapi cobaan yang telah di berikan-Nya.

***

Minggu, 28 Juli 2013

Sabar Menunggu Waktu

sabar, waktu berjalan berputar
hari mulai mendekat
matahari, bulan terus bergantian

aku tau, kau disana menungguku
aku pun sama menunggumu
aku ingin berbincang panjang bersamamu

tapi, aku tetap sabar menunggu waktu
sabar menunggu hari itu tiba
sabar menunggu mu di jarak yang jauh

Jumat, 19 Juli 2013

Lihat

lihat orang di sekeliling kamu, dan rasakan kalau kamu berada di belakang nya

Kamis, 18 Juli 2013

Mencapai Impian

Atap gelap dikelilingi titik-titik kecil
bersama lingkaran terang indah
menghiasi kehidupan hari itu

sepasang alas karet yang tipis
dan kain-kain menutupi tubuh
meningkatkan percaya diri di jalan yang berbelok-belok

merasakan dingin nya angin
yang menyentuh bulu-bulu halus
tak menghalangi langkah sepasang kaki

butiran-butiran keringat
jatuh ke tanah penuh debu
tak mematahkan semangat dengan senyuman halus ini

bersusah payah (banting tulang dan
berusaha keras, semua ini hanya) 
untuk mencapai tujuan dan impian

Minggu, 30 Juni 2013

Kota Penuh Hambatan

Merpati kian terbang
terbang jauh di atas langit
menyusuri kota penuh hambatan
awan hitam mulai datang perlahan
menutupi langit cerah, biru
dikit demi sedikit awan putih tersingkiri
membuat keindahan langit menjadi pucat
roda-roda kendaraan berputar cepat
menempuh jarak yang jauh
angin dingin berkeliaran tak teratur
spesies berbaju rombeng menggigil
beribu-ribu air perlahan jatuh 
membasahi jalan yang berdebu

Kamis, 27 Juni 2013

Junee

Junee
disini ku berdiri
berdiri di atas jurang 
jurang yang sangat tinggi
keindahan suasana ini menggenggam hatiku
ku lihat kau disana
apakah kau melihatku disini?
Junee
bukan hidup karena nasib
bukan hidup karena masalah
aku tahu kau melihatku
aku tahu kau menyimpan rasa untukku
jangan buang mukamu seperti itu
jangan buat aku merasa bersalah
asal kau tau
aku mencintai mu 
sepenuh hati ku
sepenuh otakku

Minggu, 23 Juni 2013

SuperMoon

Bulan,
engkau begitu indah di pandang
begitu terang ku lihat
pantulan cahaya matahari nampak sempurna di tubuhmu, bulan
aku kagum melihat lingkaran sempurna mu
dari sini aku melihat mu
banyak orang pun melihat mu 
siapa yang tidak kagum melihat dirimu 
dari sini aku hanya bisa berharap
berharap engkau seperti itu bulan 
kau adalah petunjuk jalanku
jangan lah engkau pergi dariku
temani aku di sini sampai siang tiba
hari demi hari aku selalu menunggumu nampak indah
seperti sekarang ini
dan yang ku tahu lingkaran indah 
pantulan cahaya yang sempurna
itu hanya milik mu

Opiniku Tentang Cerpen Robohnya Surau Kami karya AA Navis


Cerpen yang di tulis oleh AA Navis ini menceritakan tentang seorang kakek penjaga surau dan pekerjaan mengasah pisau yang kesal terhadap cerita ajo sidi. Cerita itu menceritakan seseorang yang hanya mengandalkan ibadah karena takut masuk neraka dan cerita itu sangat menyinggung kakek itu. Kakek adalah orang yang mementingkan dirinya sendiri tidak memikirkan orang lain, ini lah kutipan ceritanya :

"Pada suatu waktu, ‘kata Ajo Sidi memulai, ‘di akhirat Tuhan Allah memeriksa orang-orang yang sudah berpulang. Para malaikat bertugas di samping-Nya. Di tangan mereka tergenggam daftar dosa dan pahala manusia. Begitu banyak orang yang diperiksa. Maklumlah dimana-mana ada perang. Dan di antara orang-orang yang diperiksa itu ada seirang yang di dunia di namai Haji Saleh. Haji Saleh itu tersenyum-senyum saja, karena ia sudah begitu yakin akan di masukkan ke dalam surga. Kedua tangannya ditopangkan di pinggang sambil membusungkan dada dan menekurkan kepala ke kuduk. Ketika dilihatnya orang-orang yang masuk neraka, bibirnya menyunggingkan senyum ejekan. Dan ketika ia melihat orang yang masuk ke surga, ia melambaikan tangannya, seolah hendak mengatakan ‘selamat ketemu nanti’. Bagai tak habis-habisnya orang yang berantri begitu panjangnya. Susut di muka, bertambah yang di belakang. Dan Tuhan memeriksa dengan segala sifat-Nya.”

Setelah membaca cerpen dan kutipan di atas, cerpen ini mempunyai nilai-nilai agama. Tujuan pengarang menulis cerpen ini bermaksud untuk mengingatkan kita supaya tidak menjadi orang yang mementingkan diri sendiri dan hanya beribadah di karenakan takut masuk neraka tapi ibadah harus karena Tuhan. ia memberi contoh pandangan kepada tokoh “kakek” dalam cerpen ini.

Saya berpendapat bahwa hidup itu tdak harus mementingkan diri sendiri tetapi harus mementingkan dan menghargai orang di sekeliling kita. Lebih mendalam saya baca cerpen ini, yang saya ambil dari cerpen ini adalah kita jangan beribadah dan melakukan kebaikan karena kita ingin masuk surga dan takut masuk neraka. tetapi, beribadah itu semata-mata karena takut kepada tuhan. Ada beberapa pelajaran dalam cerpen ini yaitu hidup harus berbaur dengan orang lain, berkerja keras, dan tanggungjawab kepada istri dan anak tidak hanya memikirkan diri sendiri. Kalau kita egois itu adalah kesalahan terbesar dalam hidup kita, dan saya pernah belajar dari agama saya yaitu agama islam, sifat egois itu tidak diperbolehkan. Karena, di dunia ini kita tidak bisa hidup sendiri pasti perlu bantuan orang lain.

Sabtu, 22 Juni 2013

Awan Hitam

Saat awan hitam menutupi langit yang biru
Aku melihat sebuah cahaya
Cahaya terang seperti mentari
Indah sekali

Seakan-akan cahaya itu sedang membelah awan hitam
yang hampir menutupi semua bagian langit
Sedikit demi sedikit cahaya itu pun hilang
tak ada lagi keindahan yang ku lihat

Lorong Gelap

Aku berdiri di sisi lorong yang gelap dan hanya ada sedikit cahaya yang masuk. Aku tersesat dan tak tahu harus melangkah ke arah mana. tapi ku tekatkan untuk melangkahkan kaki berjalan terus, terus, terus. Saat itu sangat gelap sekali akupun tersandung oleh batu dan terjatuh. Dengan sekuat tenaga, Aku berdiri sambil menahan rasa sakit. Aku terus berjalan. setelah itu, Aku temukan 2 arah yang berbeda, aku bingung harus lewat jalan yang mana. Aku putuskan untuk melewati lorong kanan dan ku berjalan terus menyusuri lorong itu. Aku melihat sebuah cahaya terang akupun mendekat, ternyata aku temukan jalan keluar. Dengan bangganya ku bersujud dan mengucapkan rasa syukur.

Boleh kok

Boleh menjadi orang bodoh, tapi tahu apa yang harus dilakukan untuk masa depan

Jumat, 21 Juni 2013

Omongan Bijak !!!

Ada yang bertanya kepadaku,
 "kamu hari ini gak keluar?" 
aku pun menjawab " iya, nanti aku keluar main sama temen SMA ku. Kamu sendiri gak keluar?"
diapun membalas dengan rasa kemalesannya " ah, males lagian mau main kemana coba"
aku pun bertanya kembali "ah, bersosialisasi dong?"
" aku bersosialisasi sama temen temen ku kok". Jawab dia.
" tapi kalo dirumah bersosialisasi sama siapa?". Tanya ku.
"kalo dirumah itu waktu buat lebih deket sama keluarga, udah gede musti belajar banyak dari keluarga nah kalo udah keluar dari rumah baru banyakin relasi, sosialisasi sana sini". Jawab dia.
akupun sependapat dengan dia. "kata yang bijak".

Pemimpin

Pemimpin manapun pasti bisa membangun, 
Rakyatlah yang banyak maunya.

Awal

kecerdasan berawal dari kebodohan, kecerdasan bukan alasan kita pintar, tapi dari kebodohanlah kita cerdas

Pertanyaan

setiap pertanyaan yang lepas dari mulut, mungkin itu pertanyaan yang bodoh.