M(anu)sia?

Bukan tentang kita ataupun mereka, tapi tentang diri sendiri
Apakah kalian tau tentang kapal jepang tenggelam di laut jawa?
Aku ingin saja seperti mereka yang membicarakan sebuah "pembajakan", "pembajakan lahan yang ingin di tanam kembali oleh padi-padi ternama dan berkualitas".
Aku ingin saja seperti mereka yang "melukis di atas kanvas dengan gradiasi-gradiasi warna yang berkilau".
Bahkan mereka yang "ahli bidang ekonomi dengan berbagai macam buku pemasukan dan pengeluaran yang tercatat hingga jumlahnya rata sama".
Apakah kalian tau tentang strategi pembunuhan masa penjajahan belanda?
Aku ingin saja seperti mereka yang paham akan "otomotif agar motor ataupun mobil bisa maju atau mundur, pelan atau cepat, dan arah kekanan dan kekiri".
Aku ingin saja seperti mereka yang pahan "memasang sprei pada busa tebal, tempat untuk tidur".
Bahkan mereka yang paham akan "pembangunan rumah".
Apakah kalian tau tentang manusia?
Bagi seorang akuntan, aritmatika adalah keahlian. Bagi pilot, mekanika gerakan miring, memutar, dan menukik adalah keahlian. Bagi assisten administrasi, Microsoft Word atau Excel adalah keahlian.Bagi seorang perawat, langkah-langkah bagaimana memberi suntikan dengan aman adalah keahlian.
Bagi seorang akuntan, yang berarti mengetahui aturan pembukuan dua lajur adalah pengetahuan. Bagi awak pesawat, peraturan keamanan yang dikeluarkan oleh Administrator penerbangan adalah pengetahuan. Bagi para insinyur, frekuensi listrik sesuai dengan aturan Biro Standard Nasional adalah pengetahuan.
Berniaga, Bertani, Melukis, Menulis, Bertukang, Menyanyi, Memasak, Menjahit, Berenang, Menembak, Berlakun, Mengajar adalah bakat.
Apakah kalian tau tentang apakah tulisan ini?
Aku ingin saja seperti mereka yang gila. Bahkan mereka yang mempunyai cacat mental, termasuk buta.

Abstrak?

Warna merah
Warna kuning
Warna biru
Warna hijau
Warna ungu
Warna abu-abu
Warna dongker
Warna jingga
Warna putih
Yang dijadikannya lukisan
Atau
Tentang mahasiswa
Tentang organisasi
Tentang kuliah
Tentang dosen
Tentang akademik
Yang dijadikan alat setiap organ manusia
Apakah kalian tidak merasakan keabstrakan itu?
Apakah kalian duduk diam seperti saat berak di wc?
Bah! Tapi itulah yang ku lakukan

Mereka

Mereka hanyalah kata dalam mulut yang menjadikannya suara dalam bahasa

Bukan

Bukan, bukanaku Bukan, bukantanganku Bukan, bukankakiku Bukan, bukankepalaku Bukan, bukanbadanku Bukan, bukanleherku Bukan, bukanmulutku Bukan, bukanhidungku Bukan, bukankupingku Bukan, bukanmataku Bukanbukanbukan Bukanbukanbukan Bukan, bukankelaminku Bukan, bukanbokongku Bukanbukanbukan Bukanbukanbukan

KETIKA HATI BERLARI

Adakah seorang super hero disini?

Ketika hati yang sudah berlari

Ketika logika sudah tak ada lagi

Ketika nurani berubah menjadi “nurana”

Adakah manusia disini?

Ketika tokoh politisi berubah menjadi hewan

Ketika sang rakyat kelaparan

Ketika demontrasi tak kunjung usai dan menunggu kekalahan

Ini bukan demokrasi

Ini bukan barisan tentara yang rapi

Ini bukan omongan pake hati

Ini adalah omong kosong saat kau orasi

Tanpa ada nasi untuk kami

SANG POLITISI

MUKA SIH BISA JADI

BERORASI TAK PAKAI HATI

DEMI KEPENTINGAN SENDIRI

BERSELERASI DENGAN BAHASA NURANI

UNTUK MEMPERKAYA DIRI

TANPA ADA TIMBAL BALIK LAGI

JANJI-JANJI DEMOKRASI

PAGAR BESI TETANCAP KUAT DAN RAPI

DI RUANG KERJA SENDIRI

TANGAN BERSEMBUNYI DILACI

TANPA ADA MATA MELIHAT TELEVISI

DENGAN BERITA RAKYAT YANG TERSINGKIRI

Senang? Sedih!

Senang apa kabar? Lama tak berjumpa denganmu
kini sedih sudah bosan denganku.
Senang kemana? Kok tak kunjung datang
kini sedih sudah bosan hadir.
Senang dimana? Kok tidak bertemu
kini sedih sudah bosan di temukan.
Bagaimana cara menemukan mu senang? Susah sekali
kini sedih sudah bosan terlihat.
Senang ayo keluar?
Kenapa?
Ah, sedih sudah bosan di mataku.
Keluar senang, hampiri tubuhku
kini sedih sudah bosan di pikiranku.
Senang aku tunggu kedatangan mu
bersama sedih yang sudah bosan di tubuhku.